Jumat, 07 Januari 2011

PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN


Pengertian Sosial Budaya
Banyak ahli yang memberi definisi jelas tentang pengertian sosial budaya. Andreas Eppink menjelaskan bahwa kebudayaan adalah segala sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat, termasuk di dalamnya pernyataan intelektual dan nilai-nilai artistik yang menjadi ciri khas masyarakat, dinamakan kebudayaan dari masyarakat tersebut.
Pikiran ini sejalan dengan konsep cultural-determinism yang dikembangkan oleh Melville J. Herskovtis dan Bronislaw Malinowski. Lebih rinci lagi adalah pendapatnya Edward Burnett Tylor tentang kebudayaan ini.
Burnett menjelaskan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks. Kesenian, moral, adat istiadat, hukum, pengetahuan, kepercayaan dan kemampuan atau hasil olah pikir dalam bentuk lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat, Burnett menerimanya sebagai pengertian atau definisi kebudayaan.
Pikiran Burnett ini menjadi acuan para sosiolog dan budayawan kita seperti Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi. Keduanya memberi definisi bahwa kebudayaan adalah sarana karya cipta, rasa dan karsa sebuah masyarakat.

Dari paparan penjelasan para ahli di atas, kita mulai mendapat rumusan tentang pengertian sosial budaya. Di masyarakat, pengertian sosial budaya memang abstrak, namun demikian ada wujud nyatanya sebagai hasil olah cipta, rasa dan karsa masyarakat itu sendiri.
Sebagai makhluk berbudaya, segala cipta, tata nilai, prilaku yang mendukung untuk kelangsungsan hidup bermasyarakat merupakan wujud nyata kebudayaan. Secara ringkas – meminjam istilah J.J Hoenigman – wujud kebudayaan itu dapat kita bedakan ke dalam tiga bagian yaitu aktivitas, gagasan dan artefak.

Komponen Kebudayaan
Merunut pada pendapatnya Melville J. Herskovits, ada empat komponen pokok kebudayaan yaitu sistem ekonomi, keluarga, kekuasaan politik dan alat-alat teknologi. Yang dimaksud alat teknologi dalam hal ini meliputi segala alat yang mendukung kegiatan seseorang dalam sebuah masyarakat dari yang paling sederhana sekalipun.
Sementara unsur-unsur atau komponen kebudayaan menurut pendapat Bronislaw Malinowski sedikit berbeda dengan pendapatnya Melville J. Herskovits. Malinowski tidak memandang alat-alat teknologi sebagai unsur atau komponen tersendiri dari kebudayaan tapi memasukkannya ke dalam ranah penyelenggara pendidikan.
Selain itu, Malinowski memasukan komponen sistem norma sosial sebagai komponen kebudayaan yang tidak disinggung oleh Herkovits.
Secara lebih rinci, menurut Malinowski, yang dianggap sebagai komponen kebudayaan adalah sistem norma sosial, organisasi ekonomi (sama dengan Herskovits), organisasi kekuatan politik (sama dengan Herskovits) dan alat serta lembaga penyelenggara pendidikan (Herkovits membatasi pada alat-alat teknologi).

Sistem norma sosial menurut pendapat Bronislaw Malinowski merupakan unsur penting komponen kebudayaan karena adanya sistem norma sosial itulah masing-masing anggota masyarakat kemungkinkan untuk saling bekerjasama dan menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya, untuk kelanggengan kehidupannya.
Jadi, norma sosial merupakan bagian dari komponen kebudayaan.

Pengertian kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Unsur-Unsur :

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
  1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
    • alat-alat teknologi
    • sistem ekonomi
    • keluarga
    • kekuasaan politik
  2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
    • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
    • organisasi ekonomi
    • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
    • organisasi kekuatan (politik)

Wujud dan komponen

Wujud

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
  • Gagasan (Wujud ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
    sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Komponen :

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
  • Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Hubungan Antara Unsur-Unsur Kebudayaan

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:

 Peralatan dan Perlengkapan Hidup

Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
  • alat-alat produktif
  • senjata
  • wadah
  • alat-alat menyalakan api
  • makanan
  • pakaian
  • tempat berlindung dan perumahan
  • alat-alat transportasi

Sistem mata pencaharian

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:
  • Berburu dan meramu
  • Beternak
  • Bercocok tanam di ladang
  • Menangkap ikan

Sistem kekerabatan dan organisasi sosial

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar